55.
Tidak berlebih-lebihan dalam merangkai kata-kata dan menjelaskan ucapan serta
tidak mempergunakan ibarat dan istilah yang asing.
56.
Tidak berbicara tanpa ilmu, dan tidak merasa kesal jika pertanyaannya
tidak dijawab.
57.
Tidak terpengaruh dengan celaan pribadi apabila agamamu selamat, dan ingatlah
ucapan penyair:
وَإِنْ بُلِيْتَ بِشَخْصٍ لاَ خَلاَقَ لَهُ فَكُنْ كَأَنَّكَ لَمْ تَسْمَعْ وَلَمْ يَقُلْ
Apabila engkau diuji dengan orang yang tidak
baik
Maka bersikaplah seolah-olah engkau tidak
mendengarnya dan dia tidak berkata
58.
Tidak berputus asa.
59.
Semangat dalam menjalankan shalat malam.
60.
Tidak banyak bicara, istirahat dan tidur dalam menuntut ilmu.
61.
Secara khusus thalibul ilmi dan secara umum seorang muslim:
1. Memenuhi
kebutuhan orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
اِشْفَعُوْا تُؤْجَرُوْا.
Berilah syafaat niscaya kalian dapat
pahala. (HR. al-Bukhari)
1. Menepati
janji. Allah memuji para Nabi dan Rasul sebagaimana firman-Nya etntang Nabi
Ismail p:
â
¼çm¯RÎ) tb%x. s-Ï$|¹ Ïôãuqø9$# á
Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar
janjinya. (QS. Maryam: 54)
1. Bijaksana,
sabar dan lemah lembut. Allah ta’âlâ berfirman:
Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang
mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang
bodoh. (QS. al-A’raf: 199)
As-Sam’ani
rahimahullahu menyebutkan dalam kitab al-Ansab,
adz-Dzahabi dalam kitab Tajrid
ash-Shahabah, tentang biografi Auf bin Nu’man, berkata: Di masa jahiliyah
dahulu dia lebih senang untuk mati dalam kondisi kehausan dari pada mati dalam
kondisi ingkar janji, sebagaimana disebutkan:
إِذَا قُلْتَ فِي شَيْءٍ نَعَمْ فَأَتِمَّهُ
فَإِنَّ نَعَمْ دَيْنٌ عَلَى الْحُرِّ وَاجِبُ
وَإِلاَّ فَقُلْ لاَ وَاسْتَرِحْ وَأَرِحْ بِهَا
لِئَلاَّ يَقُوْلَ النَّاسُ: إِنَّكَ كَاذِبُ
Apabila anda telah mengatakan ‘ya’ maka
laksanakanlah
Karena ucapan ‘ya’ adalah hutang yang harus di
lunasi
Kalau tidak mampu katakanlah ‘tidak’ dan
istirahatlah
Supaya orang lain tidak mengatakan anda
pendusta
1. Tawadhu’.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوْا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ.
Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar
kalian saling bertawadhu’, supaya tidak ada yang membanggakan dan menyombongkan
diri. (HR.
Muslim)
1. Gembira,
lapang dada, dan mau mendengarkan problema orang lain.
2. Mengajak
bicara dan memberi nasihat kepada manusia.
‘Ikrimah rahimahullahu mengatakan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu :
“Nasihati manusia satu jum’at sekali, jikalau mau maka dua kali, jika mau maka
tiga kali, jangan bikin mereka bosan dengan al-Qur`an dan jangan mendatangi
mereka tatkala sedang dalam urusannya dan kau sela pembicaraannya, sehingga
mereka merasa jemu, akan tetapi diamlah, jikalau mereka meminta, maka nasihati
karena mereka menginginkannya dan hindari olehmu sajak dalam berdoa, karena
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya tidak melakukan
hal itu. (HR. al-Bukhari, no. 6337)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar