Penemuan Mummi Fir’aun dan Kebenaran Al-Qur’an
Pada
tahun 1898 M, Loret telah menemukan mummi di Thebes di lembah raja-raja
–Wadi al-Muluk–, mummi tersebut terindentifikasi sebagai jenazah dari
Fir’aun Merneptah yang dipastikan sebagai anak dari Fir’aun Ramses II.
Di samping ditemukan mummi dari Merneptah juga ditemukan mummi dari Ramses II dalam keadaan utuh.
Merneptah adalah Fir’aun yang
mengejar-ngejar nabi Musa hingga ke laut dan mati tenggelam di laut,
sedang Ramses II adalah fir’aun yang hidup persis sebelumnya,
kedua-duanya hidup pada masa nabi Musa as.
Kemudian, pada tanggal 8-7-1907, Elliot
Smith membuka perban-perban mummi Merneptah untuk memeriksa badannya.
Kemudian Elliot Smith mengarang buku The Royal Mummies pada tahun 1912,
dalam buku tersebut dijelaskan, ketika Eliot Smith membuka perbanperban
mummi pada tahun 1907, mummi tersebut dalam keadaan baik dan utuh
walaupun ada kerusakan di beberapa bagian. Setelah Eliot Smith meneliti
mummi tersebut pada 1907, mummi tersebut dipamerkan di musium Cairo
dengan kepala dan leher terbuka tanpa perban supaya setiap pengunjung
dapat melihat dengan nyata, sedang badannya ditutup kain sedemikian rupa
supaya dapat terlindungi dari kerusakan karena kelembaban udara dan
bakteri.
Yang paling penting dan berharga dengan
penemuan mummi Merneptah dan hasil penelitian Eliot Smith yang
menyaksikan mummi Merneptah secara utuh adalah, sebagai bukti materiil
secara utuh jenazah dari raja Fir’aun yang mati tenggelam di laut.
Bukti itu sangat penting, karena menyangkut kemukjizatan Al-Qur’an dan menyangkut eksistensi Alkitab sebagai
kitab umat Kristiani. Masih ingat dengan film Mummi ?, film itu telah
mengalihkan perhatian kita akan kemukjizatan Al-Qur’an, supaya kita
membicarakan mummi dari sisi harta karun yang terpendam dan menjauhkan
kita untuk membicarakan mummi sebagai bukti ilmiah kebenaran Al-Qur’an,
dan supaya orang tidak memperhatikan bukti ilmiah dari keragu-raguan
dalam Alkitab. Mari kita kaji kisah tenggelamnya fir’aun dari kisah
Bible/Alkitab dan kisah dari Al-Qur’an.
Tenggelamnya Fir’aun Dalam Bible
Kisah bermula dari perintah Tuhan kepada
nabi Musa as untuk membebaskan orang-orang Israel dari penindasan raja
Fir’aun dan sekaligus mengeluarkan mereka dari Mesir.
Nabi Musa as dibantu nabi Harun as
menghadap ke Fir’aun, guna meminta kepada Fir?aun untuk membawa
orang-orang Israel keluar dari Mesir yang berarti melepaskan orang-orang
Israel dari kekuasaan raja Fir’aun. Tetapi Fir’aun menolak permintaan
nabi Musa as tersebut.
Tuhan mengulangi lagi perintahnya kepada
nabi Musa as, waktu itu nabi Musa as sudah berumur 80 tahun. Nabi Musa
as menunjukkan kepada Fir’aun bahwa dirinya mempunyai kepandaian
supranatural, namun hal ini tidak membuat Fir’uan melunak. Kemudian
Tuhan mengirim siksaan berupa air sungai berubah menjadi darah,
timbulnya katak-katak, nyamuk, wabah penyakit kepada manusia dan hewan,
kegelapan dan kematian bagi bayi-bayi yang lahir pertama kali. Tetapi
hal ini masih belum menaklukkan hati Fir’aun untuk membiarkan
orang-orang Israel keluar dari Mesir atau melepaskan dari kekuasaannya.
Akhirnya, nabi Musa tidak meminta izin
Fir’aun untuk membawa 600.000 orang Israel keluar dari Mesir. Jumlah
tersebut belum termsuk anak-anak sehingga bila mereka ikut dihitung
jumlah keseluruhan orang-orang Israel yang diajak nabi Musa as keluar
Mesir adalah berkisar antara 2 juta hingga 3 juta jiwa.
Kemudian berangkatlah orang Israel
dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki
berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak. Keluaran 12:37
Pada waktu itulah Fir’aun mengejar nabi
Musa as beserta pengikutnya, dengan menggunakan 600 kereta dan kudanya
yang terbaik dari Mesir, dan setiap kereta dikendarai dua orang perwira.
Fir’aun beserta pasukannya berhasil
mengejar nabi Musa as dan pengikutnya, keadaan nabi Musa terjepit,
didepan terbentang lautan dan dari bela-kang terdesak ribuan pasukan
fir’aun.
Adapun orang Mesir, segala kuda dan
kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan
mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat PiHahirot
di depan Baal-Zefon.
Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, Keluaran 14:9-10
Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, Keluaran 14:9-10
Dan ketika dalam keadaan kritis:
Lalu Musa mengulurkan tangannya ke
atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan
perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah
kering; maka terbelahlah air itu. Keluaran 14:21
Maka melintaslah nabi Musa as dan
pengikutnya, kemudian disusul oleh fir’aun dan tentaranya, Namun Fir’aun
dan tentaranya berjalan sangat lambat karena roda keretanya berputar
miring terseok-seok dan nabi Musa sa beserta pengikutnya berlari
meninggalkan mereka jauh. Setelah itu atas perintah Tuhan nabi Musa as
mengulurkan kembali tangannya ke laut, maka :
Berbaliklah segala air itu, lalu
menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang
telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang
tinggal dari mereka. Keluaran 14:28
Fir’aun beserta pasukannya tewas dalam
lautan, tak seorangpun yang hidup. Tuhan telah mencampakkan Fir’aun
kedalam lautan dan membiarkan tubuhnya musnah dalam lautan :
Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Mazmur 136:15
air menutupi para lawan mereka, seorang pun dari pada mreka tiada tinggal Mazmur 106:11
Dari kisah tersebut, point yang dapat kita ambil adalah :
1.Jumlah
2 juta sampai 3 juta orang-orang Israel yang melarikan diri keluar
Mesir nampaknya sangat berlebihan. karena jumlah sebesar itu, resiko
kematian d itengah padang pasir yang amat terik tentu sangat tinggi, ini
merupakan angka yang bombastik. Apalagi mereka tidak mempunyai
persediaan makanan dan air yang cukup.
2.Mayat Fir’aun dimusnahkan dalam lautan
Tenggelamnya Fir’aun Dalam Al-Qura’n?
Kisah bermula pada kekafiran, kesombongan
dan keingkaran bangsa Mesir yang mengikuti Fir?aun dalam menentang
Allah SWT dan nabinya Musa as dan yang menindas bangsa Israel, padahal
telah nyata petunjuk bagi mereka dan telah diperlihatkan
kejadian-kejadian luar biasa kepada mereka sebagai tanda kekuasaan Allah
SWT, tetapi hati mereka tidak mau sadar, tidak mau kembali kepada
kebenaran dan beriman kepada Allah SWT.
Sangat sedikit yang beriman dari
orang-orang Mesir, ada yang mengatakan hanya tiga orang yang beriman,
yaitu istri Fir?aun, seorang dari pengikut Fir’aun dan seorang pemberi
nasehat.
Karena, Fir’aun dan bangsanya tetap
ingkar dan sombong, Nabi Musa as meminta kepada Fir’aun untuk
meniggalkan Mesir beserta orang-orang Bani Israel, namun Fir?aun menolak
permintaan ini. Maka turunlah perintah Allah SWT :
Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan
kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam
hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak
usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”. QS. 20:77
Maka pergilah nabi Musa as bersama-sama
kaumnya Bani Israel pada malam itu juga, dan pada pagi harinya, tidak
ada seorangpun dari kaum nabi Musa as yaitu Bani Israel yang tertinggal
di Mesir, mereka telah pergi meninggalkan Mesir.
Pagi harinya, mengetahui orang-orang
Israel telah meninggalkan Mesir, Fir’aun sangat marah dan segera
mengumpulkan tentaranya, kereta dan kuda yang ada di seluruh wilayah
Mesir untuk mengejar nabi Musa as dan orang-orang Israel. Dengan marah
Fir’aun berkata kepada pasukannya :
Orang-orang itu berjumlah tidak banyak, dan sesungguhnya, mereka telah benar-benar membuat kita marah?
Kemudian setelah tentara dan kuda-kuda terkumpul, diberangkatkanlah pasukannya mengejar Nabi Musa as dan Bani Israel.
Maka Fir’aun dan bala tentaranya
dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua
golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa:
“Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. Musa
menjawab:”Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Rabbku
besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. QS: 26:60-62
Ketika pengikut nabi Musa as dalam keadaan ketakutan karena akan segera tersusul, turunlah firman Allah SWT :
Lalu Kami wahyukan kepada
Musa:”Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”.Maka terbelahlah lautan itu
dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. QS. 26:63
Maka melintaslah nabi Musa beserta
kaumnya Bani Israel, dan Fir’aun beserta pasukannya menyu-sul
dibelakannya. Ketika Nabi Musa as dan pengikutnya sampai di daratan yang
tinggi dan Fir’aun beserta pasukannya masih ditengah-tengah lautan,
maka datanglah pertolongan Allah SWT kepada nabi Musa as :
Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang itu. QS. 26:65-66
Tenggelamlah Fir’aun beserta pasukannya
dan tak seorangpun terselamatkan nyawanya termasuk Fir’aun. Namun
Fir?aun saat-saat akhir menjelang kematiaanya, dia baru sadar atas
keingkarannya dan dia sempat mengucapkan kalimat tauhid dan berserah
diri kepada Allah SWT :
hingga bila Fir’aun itu hampir
tenggelam berkatalah dia:”Saya percaya bahwa tidak ada Ilah melainkan
yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)”. QS. 10:90
Dengan perngakuan Fir’aun tersebut, Allah
SWT berkenan menyelamatkan mayat Fir?aun agar tidak sampai hancur di
dalam lautan, dan agar tubuh fir’aun yang dibiarkan utuh tersebut dapat
menjadi pelajaran bagi manusia kelak :
Maka pada hari ini Kami selamatkan
badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang
sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari
tanda-tanda kekuasaan Kami. QS. 10:92
Begitulah, Allah SWT menjaga tubuh
Fir’aun tetap utuh walaupun tertelan lautan, untuk menjadi pelajaran dan
sebagai tanda-tanda kekuasaan-NYA bagi orang-orang yang datang
sesudahnya, bukan hanya kisah tenggelamnya Fir?aun yang menjadi
pelajaran dan sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, tetapi tubuh
fisiknya juga.
Satu point yang dapat diambil dari kisah tenggelamnya fir’aun dalam Al-Qur’an , yaitu : mayat Fir’aun dijaga utuh oleh Allah SWT.
Arkeologi Membuktikan Kebenaran Al-Qur’an
Alkitab menyatakan tubuh Fir’aun telah musnah karena tenggelam di lautan, sedang Al-Qur’an menyatakan Tubuh Fir’aun tetap utuh dan selamat walaupun tenggelam di lautan, di sisi lain dari dunia sejarah khususnya bidang arkeologi, telah menemukan mummi yang diindentifikasi sebagai jasad dari tubuh Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa as dan tenggelam di lautan.
Alkitab menyatakan tubuh Fir’aun telah musnah karena tenggelam di lautan, sedang Al-Qur’an menyatakan Tubuh Fir’aun tetap utuh dan selamat walaupun tenggelam di lautan, di sisi lain dari dunia sejarah khususnya bidang arkeologi, telah menemukan mummi yang diindentifikasi sebagai jasad dari tubuh Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa as dan tenggelam di lautan.
Temuan arkeologi ini, membuktikan apa
yang dinyatakan Al-Qur’an tentang tubuh Fir’aun yang dijaga utuh oleh
Allah SWT adalah benar-benar terjadi pada 2000 tahun sebelum Al-Qur?an
itu sendiri menyatakannya. Dan temuan arkeologi ini secara bersamaan
menyangkal apa yang dinyatakan Alkitab bahwa tubuh Fir’aun telah musnah
di lautan.
Bukti kebenaran Al-Qur?an ini, sekaligus menjelaskan bahwa :
1.Al-Qur’an bukanlah bikinan Muhammad saw,
karena, apa yang dikisahkan Al-Qur’an tentang tubuh Fir’aun yang dijaga
utuh oleh Allah SWT adalah terjadi sekitar 2000 tahun sebelumnya,
mustahil Muhammad saw mengetahui kejadian tersebut. Dan ketika Al-Qur’an
menyatakan tubuh Fir’aun dijaga utuh untuk menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang datang sesudahnya, sama sekali tidak ada bukti riil
dari jasad Fir’aun pada saat itu. Bukti tubuh utuh Fir’aun baru
ditemukan sekitar 1300 tahun setelah Al-Qur’an menyatakannya yaitu tahun
1898 M. Tidak ada yang mampu membuat kisah seakurat itu, kecuali yang
merencanakan kisah itu terjadi yaitu Allah SWT.
2.Alkitab hasil campur tangan manusia,
karena apa yang dikisahkan Alkitab tentang kejadian sekitar 1300 tahun
sebelumnya, ternyata terbukti meleset setelah ditemukan mummi raja
Fir’aun yang telah dinyatakan musnah oleh Alkitab. Tentu tidak mungkin
Tuhan yang membuat pernyataan dalam Alkitab yang menyatakan tubuh
Fir’aun telah dimusnakan, karena sejarah membuktikan tubuh Fir’aun
diselamatkan utuh.
3.Orientalis hanya bisa menuduh,
Muhammad saw dituduh telah membuat Al-Qur’an dengan menyontek Alkitab,
tentu tuduhan semacam ini sangat tidak ilmiah, karena telah terbukti
Alkitab telah salah mengisahkan tubuh utuh Fir’aun, sementara Al-Qur’an
sangat akurat dalam mengisahkannya. Apa yang dicontek ?
Demikianlah uraian dari kami, semoga
dapat menambah keimanan kita kepada Allah SWT, dan semoga kita
senantiasa memperhatikan bukti-bukti kemukjizatan Al-Qur’an yang
terbentang luas dalam segala disiplin ilmu.
Akhirul kata, semoga menambah keimanan kita, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu.
[Sumber : http://www.islamonline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar