17 Perbedaan Ajaran Syi’ah Dengan Ahlussunnah
Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Syafi’i dengan Madzhab Maliki.
Karenanya dengan adanya ribut-ribut
masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat
tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap,
apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakan
pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah
dan Sunni tidak dilakukan?.
Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut berkiprah.
Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui.
Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya.
Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya
bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan
Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan
Madzhab Syafi’i.
Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah Furu’iyah saja.
Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah
Itsna Asyariyah (Ja’fariyah), maka perbedaan-perbedaannya disamping
dalam Furuu’ juga dalam Ushuul.
Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun
Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab
hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar
ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur’an mereka juga berbeda dengan Al-Qur’an
kita (Ahlussunnah).
Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur’annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.
Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan : Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri.
Melihat pentingnya persoalan tersebut,
maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah
Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
1. Rukun Islam
Rukun Islam Ahlussunnah kita ada 5:
- Syahadatain
- As-Sholah
- As-Shoum
- Az-Zakah
- Al-Haj
Rukun Islam Syiah juga ada 5 tapi berbeda:
- As-Sholah
- As-Shoum
- Az-Zakah
- Al-Haj
- Al wilayah
2. Rukun Iman
Rukun Iman Ahlussunnah ada enam:
- Iman kepada Allah
- Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
- Iman kepada Kitab-kitab Nya
- Iman kepada Rasul Nya
- Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
- Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.
Rukun Iman Syiah ada 5 :
- At-Tauhid
- An Nubuwwah
- Al Imamah
- Al Adlu
- Al Ma’ad
3. Syahadat
Ahlussunnah mempunyai Dua kalimat syahada, yakni: “Asyhadu An La Ilaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah”.
Syiah mempunyai tiga kalimat syahadat, disamping “Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.
4. Imamah
Ahlussunnah meyakini bahwa para imam
tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak
terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat.Karenanya
membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak
dibenarkan.
Syiah meyakini dua belas imam-imam
mereka, dan termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak
beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni),
maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.
5. Khulafaur Rasyidin
Ahlussunnah mengakui kepemimpinan khulafaurrosyidin adalah sah. Mereka adalah: a) Abu Bakar, b) Umar, c) Utsman, d) Ali radhiallahu anhum
Syiah tidak mengakui kepemimpinan tiga
Khalifah pertama (Abu Bakar, Umar, Utsman), karena dianggap telah
merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri
membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka).
6. Kemaksuman Para Imam
Ahlussunnah berpendapat khalifah (imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum. Mereka
dapat saja berbuat salah, dosa dan lupa, karena sifat ma’shum, hanya
dimiliki oleh para Nabi. Sedangkan kalangan syiah meyakini bahwa 12 imam
mereka mempunyai sifat maksum dan bebas dari dosa.
7. Para Sahabat
Ahlussunnah melarang mencaci-maki para
sahabat. Sedangkan Syiah mengangggap bahwa mencaci-maki para sahabat
tidak apa-apa, bahkan berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah
Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang
saja. Alasannya karena para sahabat membai’at Sayyidina Abu Bakar
sebagai Khalifah.
8. Sayyidah Aisyah
Sayyidah Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai oleh Ahlussunnah. Beliau adalah termasuk ummahatul Mu’minin. Syiah melaknat dan mencaci maki Sayyidah Aisyah, memfitnah bahkan mengkafirkan beliau.
9. Kitab-kitab hadits
Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran
dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah : Shahih Bukhari, Shahih
Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan At-Tirmidz, Sunan Ibnu Majah dan Sunan
An-Nasa’i. (kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh
kaum Muslimin sedunia).
Kitab-kitab hadits Syiah hanya ada empat :
a) Al Kaafi, b) Al Istibshor, c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih, dan d)
Att Tahdziib. (Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya
takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).
10. Al-Quran
Menurut Ahlussunnah Al-Qur’an tetap
orisinil dan tidak pernah berubah atau diubah. Sedangkan syiah
menganggap bahwa Al-Quran yang ada sekarang ini tidak orisinil. Sudah
dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).
11. Surga
Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang
taat kepada Allah dan Rasul Nya. dan Neraka diperuntukkan bagi
orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya. Menurut Syiah,
surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali,
walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah. Dan neraka
diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang
tersebut taat kepada Rasulullah.
12. Raj’ah
Aqidah raj’ah tidak ada dalam ajaran
Ahlussunnah. Raj’ah ialah besok di akhir zaman sebelum kiamat, manusia
akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada
musuh-musuhnya.
Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah,
dimana diceritakan bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar
dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan
Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain. Setelah
mereka semuanya bai’at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu
Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib,
sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali, sebagai
balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.
Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri,
yang berlainan dengan Imam Mahdi yang diyakini oleh Ahlussunnah, yang
akan membawa keadilan dan kedamaian.
13. Mut’ah
Mut’ah (kawin kontrak), sama dengan
perbuatan zina dan hukumnya haram. Sementara Syiah sangat dianjurkan
mut’ah dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan
Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya
Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.
14. Khamr
Khamer (arak) najis menurut Ahlussunnah. Menurut Syiah, khamer itu suci.
15. Air Bekas Istinjak
Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap
tidak suci, menurut ahlussunnah (sesuai dengan perincian yang ada).
Menurut Syiah air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan
mensucikan.
16. Sendekap
Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan
diatas tangan kiri hukumnya sunnah. Menurut Syiah meletakkan tangan
kanan diatas tangan kiri sewaktu shalat dapat membatalkan shalat. (jadi
shalatnya bangsa Indonesia yang diajarkan Wali Songo oleh orang-orang
Syiah dihukum tidak sah dan batal, sebab meletakkan tangan kanan diatas
tangan kiri).
17. Amin Sesudah Fatihah
Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah
dalam shalat adalah sunnah. Menurut Syiah mengucapkan Amin diakhir
surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah dan batal shalatnya.
(Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena
mengucapkan Amin dalam shalatnya).
Demikian telah kami nukilkan beberapa perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).
Harapan kami semoga pembaca dapat memahami benar-benar
perbedaan-perbedaan tersebut. Selanjutnya pembaca yang mengambil
keputusan (sikap). Masihkah mereka akan dipertahankan sebaga Muslimin
dan Mukminin ? (walaupun dengan Muslimin berbeda segalanya).
Sebenarnya yang terpenting dari
keterangan-keterangan diatas adalah agar masyarakat memahami
benar-benar, bahwa perbedaan yang ada antara Ahlussunnah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) itu, disamping dalam Furuu’ (cabang-cabang agama) juga dalam Ushuul (pokok/ dasar agama).
Apabila tokoh-tokoh Syiah sering
mengaburkan perbedaan-perbedaan tersebut, serta memberikan keterangan
yang tidak sebenarnya, maka hal tersebut dapat kita maklumi, sebab
mereka itu sudah memahami benar-benar, bahwa Muslimin Indonesia tidak
akan terpengaruh atau tertarik pada Syiah, terkecuali apabila disesatkan
(ditipu). Oleh karena itu, sebagian besar orang-orang yang masuk Syiah
adalah orang-orang yang tersesat, yang tertipu oleh bujuk rayu
tokoh-tokoh Syiah.
Akhirnya, setelah kami menyampaikan
perbedaan-perbedaan antara Ahlussunnah dengan Syiah, maka dalam
kesempatan ini kami menghimbau kepada Alim Ulama serta para tokoh
masyarakat, untuk selalu memberikan penerangan kepada umat Islam
mengenai kesesatan ajaran Syiah. Begitu pula untuk selalu menggalang
persatuan sesama Ahlussunnah dalam menghadapi rongrongan yang datangnya
dari golongan Syiah. Serta lebih waspada dalam memantau gerakan Syiah
didaerahnya. Sehingga bahaya yang selalu mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa kita dapat teratasi.
Selanjutnya kami mengharap dari aparat
pemerintahan untuk lebih peka dalam menangani masalah Syiah di
Indonesia. Sebab bagaimanapun, kita tidak menghendaki apa yang sudah
mereka lakukan, baik di dalam negri maupun di luar negri, terulang di
negara kita. Semoga Allah selalu melindungi kita dari penyesatan
orang-orang Syiah dan aqidahnya. Amin. (srk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar