Kisah ini diambil dari majalah “Al-Ummah Al-Qatriyyah” No. 70, dari kolom bertajuk “TAUBAT”, ditulis oleh Husein Uwais Mathar.
Sungguh sahabatku telah berubah, tertawanya renyah lembut menyapa
setiap telinga, laksana fajar menyingsing menyambut pagi. Padahal
sebelumnya tertawanya seringkali memekakkan telinga dan menyakiti
perasaan. Kini pandangannya sejuk penuh tawadhu. Sedangkan sebelumnya
penuh dengan pandangan yang destruktif. Ucapan yang keluar dari mulutnya
kini penuh dengan perhitungan, padahal sebelumnya sesumbar ke sana
kemari melukai dan menyakiti hati orang, tidak peduli dan tidak ada
beban dosa. Wajahnya tenang diliputi cahaya hidayah setelah sebelumnya
terkesan garang dan tidak ada belas kasihan.
Aku tatap wajahnya, dia paham apa yang aku inginkan, lalu ia berkata,
“Sepertinya engkau ingin bertanya kepadaku. Apa yang membuatmu berubah?”
“Ya, itu yang aku ingin Tanya kepadamu”, tandasku, wajahmu yang
kulihat beberapa tahun yang lalu berbeda 180 derajat dengan wajah yang
kulihat sekarang.
سُبْحَانَ مُغَيِّرِ الأَحْوَالِ
Maha suci Allah yang Maha merubah keadaan,” katanya penuh rasa
syukur. “Hmm… pasti di balik semua itu ada kisah menariknya,”
komentarku.
“Ya, kisahnya bila kukenang, selalu menambah keimananku kepada Allah
Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, kisahnya melebihi khayalan, namun
tetap sebuah kenyataan yang telah merubah arah hidupku, sekarang aku
akan ceritakan semua kisah ini.”
Ketika aku sedang mengendarai mobil menuju Kairo, di salah satu
jembatan yang menghubungkan kota tersebut, tiba-tiba seekor sapi dan
seorang anak kecil melintas di depanku, aku kaget dan tidak dapat
mengendalikan kendaraan. Tanpa sadar mobilku terjun ke sungai, dan aku
sudah ada di dalam air. Aku angkat kepalaku ke atas agar bisa bernafas,
tetapi mobilku terus tenggelam dan air nyaris memenuhi dalam mobilku,
tanganku segera menjamah gagang pintu, tapi pintunya terkunci. Saat itu
aku merasa akan segera mati, yang terbayang adalah perjalanan hidupku
yang penuh dengan dosa dan noda. Segalanya seperti gelap, seperti berada
di terowongan yang dalam dan gelap, panik mencekam dan batinku
berteriak, “Yaa Rabb… Selamatkanlah aku, bukan dari kematian yang
sebentar lagi akan kualami, tapi selamatkanlah aku dari segala dosa yang
telah melingkupi diriku, aku merasa jiwaku seperti melayang dan mohon
ampun kepada Allah sebelum menemui-Nya, lalu aku mengucap dua kalimat
syahadat, aku mulai merasa akan mati.
Aku berusaha menggerakkan tanganku untuk menggapai sesuatu, tiba-tiba
tanganku menyentuh sesuatu yang bolong, aku ingat!, bolongan tersebut
berasal dari kaca bagian depan, yang pecah sejak tiga hari yang lalu,
tanpa pikir panjang lagi, aku dorong sekuat tenaga badanku keluar dari
kaca bolong tersebut, aku kembali melihat cahaya terang, aku lihat
masyarakat menyaksikan dari tepi sungai seraya saling berteriak keras
agar ada salah seorang yang menolongku, lalu terjun dua orang dari
mereka ke sungai dan membawaku ke tepinya, dengan fisik yang lemah
lunglai aku masih merasa tidak yakin bisa selamat dan kembali hidup,
dari kejauhan kulihat mobilku perlahan-lahan terbenam ke dalam air.
Sejak detik itu aku merasa sangat ingin meninggalkan masa laluku yang
penuh dengan dosa, hal itu langsung kubuktikan sesampainya di rumah,
langsung kurobek-robek gambar dan poster para selebritis pujaan dan
gambar wanita setengah telanjang yang sengaja kupajang di dinding
rumahku, lalu aku masuk ke kamar dan menghempaskan badanku di atas kasur
sambil menangis, baru pertama kali ini aku merasa menyesal terhadap
dosa-dosa yang telah kuperbuat, semakin keras tangisku dan semakin deras
air mataku bercucuran, sementara badanku gemetar. Saat itulah aku
mendengar azan, seakan-akan aku baru mendengarnya pertama kali. Aku
langsung bangkit berdiri dan segera bergegas mengambil air wudhu. Di
masjid, setelah aku menunaikan shalat, aku menyatakan taubat dan mohon
kepada Allah agar mengampuniku; Sejak itulah sebagaimana yang engkau
lihat sekarang wajahku berubah karena taubat.”
Aku tertegun mendengar ceritanya lalu aku katakan kepadanya :
هَنِيْئًا لَكَ يَا أخِيْ وَحَمْدًا للهِ عَلَى سَلاَمَتِكَ لَقَدْ
أَرَادَ اللهُ بِكَ خَيْرًا وَاللهُ يَتَوَلاَّكَ وَيَرْعَاكَ وَيُثَبِّتُ
عَلَى الْحَقِّ خُطَاكَ
“Berbahagialah engkau hai saudaraku, segala puji bagi Allah atas
keselamatanmu, sungguh Allah telah menghendaki kebaikan terhadapmu,
Allah akan selalu melindungimu dan menjagamu, serta mengokohkan
langkahmu di atas kebenaran”. (hdn)
sumber : www.dakwatuna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar